Sabtu, 27 Agustus 2016

Sigale-Gale: Ciri Khas Wisata Budaya Batak Toba

Sigale-Gale: Ciri Khas Wisata Budaya Batak Toba - Danau Toba bukan hanya mnyuguhkan keindahan alamnya yang begitu megah, namun terlepas dari semua itu Danau Toba juga mempunyai sebuah pulau yang berada tepat di tengah Danau Toba yaitu Pulau Samosir. Pulau samosir ini juga mempunyai keunikan wisata budaya adat yang sangat khas yaitu pertunjukan Patung Sigale-gale.

Sigale-Gale: Ciri Khas Wisata Budaya Batak Toba

Ketika mengunjungi Pulau Samosir di Danau Toba, maka menonton Sigale-gale sebuah pertunjukan tari wayang kayu merupakan suatu keharusan. Sigale-gale merupakan patung / boneka berukuran seperti wayang, yang secara tradisional biasanya dilakukan di pemakaman tetapi  sekarang juga di pamerkan bagi pengunjung yang datang berwisata ke puau samosir ini. Patung Sigale-gale diukir dari kayu pohon beringin dan mengenakan sebuah kostum tradisional dari Batak Toba , mengenakan sorban merah, kemeja longgar dan sarung biru, Patung Sigale-gale berdiri di atas kotak kayu di mana seseorang membuatnya menari  serta di iringi dengan musik perkusi disertai dengan seruling dan drum.

Ada banyak pandangan dari cerita di balik Sigale-gale. Beberapa orang lain mempercayai, bahwa asal usul Patung Sigale-gale dikaitkan dengan legenda yang menceritakan kisah tentang seorang wanita tanpa anak bernama Nai Manggale. Legenda menceritakan bahwa saat ia terbaring sakit / sekarat di ranjang kematiannya. Nai Manggale meminta kepada suaminya untuk membuat gambar / patung seukuran terbuat dari dirinya untuk dipanggil si gale-gale dan memiliki berupa nyanyian bermain di depan patung. Jika ini tidak dilakukan, rohnya tidak akan diterima di tempat orang mati, dan akan berlaku gilirannya untuk menempatkan kutukan pada pasangan hidup nya. Oleh karena itu, untuk menghindari kemalangan Sigale-gale ini diciptakan.

Terlepas dari legenda, dalam tradisi Batak Toba, Sigale-gale ditampilkan di upacara pemakaman untuk menghidupkan kembali jiwa-jiwa orang mati dan untuk berkomunikasi dengan mereka. Barang-barang pribadi dari almarhum digunakan untuk menghias boneka, dan imam akan mengundang jiwa almarhum untuk memasuki boneka kayu seperti menari-nari di kuburan. 

Untuk menonton pertunjukan, pengunjung akan diminta untuk membayar Rp 80.000 per orang. Pengunjung dapat melihat empat tarian dalam satu acara, dimulai dengan awal Gondang, Gondang Somba, Gondang Mangaliat, berakhir dengan Gondang Sitiotio.

6 komentar:

  1. ini ikonnya khas Batak ya? dan kayanya keramat banget gt. soalnya bisa mirip banget kaya orang. apalagi kalau udah gerak2.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mas itu patung khas Batak kalau kita berkunjung ke Pulau Samosir wajib deh kita lihat.

      Hapus